Getar-getir Instalasi Cloud Storage (Dropbox) Linux

Sepertinya terlalu mengada-ada kata “Getar-getir” di judul ini, namun dilain problema memang seperti itulah adanya bila tak ada lagi tempat kepada siapa pertanyaan ini ditanyakan, google, forum, karib kerabat dll tak ditemukan jawaban. Hal ini teringat cerita salah seorang pegiat aplikasi library SENAYAN yang pernah ngomong di forum Diskusi Publik Open Source tanggal 3 April 2014 feat Onno W. Purbo dan Don K. Marut.

Untuk itulah menulis dalam rangka pendokumentasian bisa menjadi solusi bagi yang lainnya, apapun yang terjadi kita tetap menulis.

Kendala utama persebaran Linux di Indonesia adalah lack of tutorial (kurangnya panduan), Ade Malsasa Akbar (malsasa.wordpress.com)

Oleh karenanya, menulis bisa jadi solusi dan provokasi.

Untuk step instalasi Dropbox nya saya sertakan di web blog lain dialamat ini http://binderit.wordpress.com/2014/04/27/instal-dropbox-cloud-storage-pada-linux-igos-nusantara/

APAPUN YANG TERJADI KITA TETAP MENULIS,

Getar-getir Instalasi Cloud Storage (Dropbox) Linux

Kisah Mudik Mahasiswa dari Negeri Timur Indonesia

Foto 0184 Sebagai mahasiswa perantauan dari Kota Sorong di Kota Pendidikan Yogyakarta meskipun aslinya adalah keturunan Jawa, saat inilah kondisi hati akan meluapkan rasa rindunya untuk berkumpul bersama keluarga pertama ibu, bapak, adik, sepupu setelah keluarga kedua temen-temen kontrakan di Jogja saat moment puasa ramadhan. Bukan kondisi hati saya doang yang seperti ini tapi menasional dan mendunia di hati mahasiswa yang lain. Setelah beberapa hari menghabiskan puasa ramadhan bersama Keluarga Mahasiswa Muslim lainnya di kampus kebanggaan untuk berbagi, melayani dan menyemarakkan moment Ramadhan di Kampus (RDK).

Internet dalam genggaman, eits maaf handphone saya kagak biasa untuk koneksi internet, untuk berkoneksi saya bermodal laptop dan modem. Istilah yang tepat buat diri saya #GenggamInternet, makna yang berbeda, Internet dalam genggaman dan #GenggamInternet, agak njlimet (baca: rumit). #GenggamInternet maka informasi akan kamu dapatkan agar dapat memprediksi agenda-agenda. Agenda mudik terjadwal, harga tiket bisa dipersiapkan diawal, lengkaplah untuk mudik kali ini.

Biar suasana mudik kerasa, pilihan transportasi mudik kali ini adalah kapal laut, meski menghabiskan waktu beberapa hari untuk berada diatas laut dan sesekali untung-untungan ngedapertin sinyal 3G di handphone. Pikirku, ini adalah pilihan transportasi rakyat yang tepat untuk merasakan Indonesia meskipun terbatas dalam rute mudik namun menyimpan keindahan yang tak ada di internet seluas semesta. Hehehe….

Ketika mudik dipikiran banyak orang adalah oleh-oleh, makanan, baju dsb. Agak aneh yang jadi pikiran ketika akan mudik, ya, grafik konektifitas yang akan mengalami terjun bebas dan grafik konektifitas yang berganti dari gelombang kontinyu menjadi gelombang diskrit, kadang internetan dan lebih banyak kadang nggaknya. Dari #GenggamInternet jadi hanya nempel. Tahukan kenapa ? Tapi tak mengapa, ini (hanya) masalah infrastruktur yang belum tersebar, terpenting soal pendidikan, bila kebaikan internetnya terus disebarin maka pembangunan infrastruktur tidak lagi soal ekspansi bisnis tapi juga ekspansi perkembangan keinginan publik karena manfaat internet dan Indonesia akan makin hebat. Dan setelah S1 terselesaikan, insyaallah saya akan kembali untuk berkontribusi di kampung halaman meskipun bukan asli kampung halamannya dan bersiap-siap siaga di baris depan SDM lokal yang sadar teknologi informasi sambil menanti partner pemilik infrastruktur untuk dikembangkan disini. Ah, bisa-bisanya saya promosi disini. B|

Kebutuhan internet di kota tempat kuliah ini — jogja — mungkin tidak terlalu signifikan sampai menjadi hal yang sesuatu githcu. Ini karena Kota Jogja telah meng-#GenggamInternet, satu koneksi mati (baca: pulsa habis) seribu koneksi ditawarkan — gak nyampai seribu, cuma beberapa aja kali — alias wifi tersebar dimana-mana sebagai pengganti beberapa jam kemudian. Reaksi kekhawatirannya akan berbeda bila kasusnya seperti salah satu provider internet beberapa tahun lalu dimana kabel FO (Fiber Optic) bawah lautnya mengalami kerusakan sehingga pelanggan untuk beberapa hari mengalami lambannya koneksi dan sesekali diskoneksi. Panik ya panik. Karena keduanya berbeda konteks, sehingga wajar ketika akan mudik kekhawatiran koneksi selama perjalanan dan dikampung halaman jadi buah pikiran. Ditambah jadwal pengisian KRS (Kartu Rencana Studi) untuk angkatan saya tepat disaat masih berada diatas kapal ditengah hamparan laut, untung-untungan mendapatkan sinyal data 3G untuk mengakses laman website kampus mengisi KRS online, nyatanya saya yang kelupaan saudara, akibat efek grafik konektifitas saya ketika mudik, dan perlu menunggu beberapa hari untuk pengisian KRS lanjutan.

Kalau dapat sinyal susah seperti itu, nyakinlah mengakses laman website kampus akan jadi selama apa ? Penawarnya nyoba ngeksis di media sosial lewat laman versi mobile jadi lebih ringan akses datanya. Tidak melewatkan berbagi foto perjalanan mudik lebaran dan biar tambah keren dan serasa live gitu ditambah tag lokasi dengan GPS, ini karena manfaat ada internet hari itu. Berbeda suasananya bila transportasi yang saya pakai adalah pesawat, yang kebanyakan (gak banyak-banyak amat) bertipe individual kecuali memiliki kepentingan yang sama, lihat saja ketika diruang tunggu pada asyik dengan dirinya terlebih para muda-mudi nya yang asyik dengan smartphone miliknya. Atau ini hanya perasaan saya saja kali ya ? Nyedih banget menjadi patung yang diam untuk beberapa jam diruang tunggu, baca buku pikirku bukan pilihan yang tepat ditempat seperti ini, majalah, koran boleh juga, tapi dimana ngedapetinnya ? Lalu handphone dikeluarkan dan terbukalah situs-situs koran lokal tempat kota transit berada, membuka cakrawala pengetahuan. Kali ini kecepatan load mengandalkan sinyal AP (Access Pointwifi bandara. Waduh, saya juga mulai asyik dengan diri sendiri, jangan sampailah saya berpindah dunia.

Mudikku adalah perjalanan untuk masuk ke dunia low connection jadi perlu mencari jalan keluarnya biar gak kudet (kurang update) informasi dan data. Langkah yang tepat adalah dengan mobile broadband dari salah satu provider yang khas dengan warna merahnya lewat paket-paket yang ada khususnya paket malamnya. Karena hari-hari disaat itu begitu indah karena bulan puasa dan bentar lagi Idul Fitri 1434H, so gimana caranya biar internet jalan selalu. Sampai-sampai silaturahim isinya ngajarin berbagi koneksi antar device lewat smartphone.

Karena internet sebagian orang tenggelam dalam keasyikan pribadinya khususnya lewat media sosial, evolusilah dia ke makhluk media sosial dari makhluk sosial yang kebahagiaannya ada dilayar 14” lebih besar atau lebih kecil dari itu. Ada yang salah pemanfaatannya saat meng-#GenggamInternet, tapi mari kita benarkan pemanfaatannya agar Indonesia makin hebat. Oya, dirumah saya ada kolom lele jadi ketika di Jogja terbiasa dengan lalapan lele di rumah sudah ada kolamnya tinggal ambil lalu masak sendiri. Lama-lama aku bosan, kata Audy seperti itu. Dari internet saya ngasih tahu Ibuk cobain buat nuget lele, aneh sepertinya, pernah juga dihidangkan untuk Ibu-ibu pengajian dan banyak yang minat. Dari sana Ibuk jadi ingin diajari internet, cara membuat email, cara mengunduh video anak dan mencari bacaan tentang pendidikan. Lalu ngasih tahu adik cara buat web blog sendiri, ngebimbing om berjualan dagangan obat herbalnya di internet, sampai-sampai ngejutin keluarga besar di Sorong yang ingin pulang ke Jawa rame-rame gara-gara info tiket promo pesawat tapi sayang tiketnya sudah ludes setelah dicek kembali. Semuanya berawal karena adanya internet, lingkunganmu akan tercerahkan. Yuk, #GenggamInternet dan buat kemanfaatan agar Indonesia makin hebat disetiap daratan-daratannya.

Cekidot: http://telkomsel.com/genggam-internet

Kisah Mudik Mahasiswa dari Negeri Timur Indonesia

Aransemen yang Sama dari Nasyid #AYTKTM dan Kobarkan Semangat Indonesia

Sore ini secara tidak sengaja nemu aransemen musik yang sama dari Nasyid #AYTKTM dan Kobarkan Semangat Indonesia, secara sengaja mencari artikel-artikel fase dakwah Rasul di Madinah lalu menemukan sesuatu yang bisa jadi obrolan.

Nasyid Kobarkan Semangat Indonesia yang menjadi official PKS theme song di pemilu 2014 ini memiliki versi lainnya yang berjudul #AYTKTM (Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani) yang sama-sama dibawakan oleh Shoutul Harokah. Nah, Nasyid ini diadopsi dari lagu C’Est La Vie (That’s Life) oleh Khalid pelantun asal Algeria.

Cek disini…:D

Aransemen yang Sama dari Nasyid #AYTKTM dan Kobarkan Semangat Indonesia

Notasi ‘X’ Sebagai Suatu yang Tak Diketahui, Mengapa ?

Selama ini sebagian dari kita jarang menyadari mengapa sesuatu hal terjadi seperti ini. Lihat saja, pernahkah kita bertanya mengapa setiap kali memecahkan soal matematika maka simbol “X” dinotasikan sebagai variabel yang tidak diketahui nilainya. Ataupun dalam hal lainnya, simbol “X” dianggapa sesuatu yang rahasia semisal X-Files, Project X dll. Kok bisa ya ?

Sebelum kita mengetahui mengapa, ada satu hal yang secara umum dari penggunaan Bahasa Arab dan mungkin saya akan meberitahukannya dalam cerita pribadi. Terakhir kali saya mempelajari Bahasa Arab formal di SMA, setelah 3 tahun di SMP dan 3 tahun di SMA pada akhirnya ada anggapan membuat kata atau kalimat Bahasa Arab ibarat membuat sebuah persamaan (mungkin istilahnya nahfu shorof, agak lupa), sehingga bagian-bagiannya sangat tepat dan membawa banyak informasi. Inilah salah satu alasan yang memberikan kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan, matematika, dan teknik saat ini, benar-benar telah digunakan pada abad pertama Masehi oleh bangsa Persia, Arab dan Turki.

Termasuk sistem al-jebr yang diterjemahkan secara kasar menjadi “Sistem mencocokkan bagian yang berbeda”. Al-jebr akhirnya -read more->

Notasi ‘X’ Sebagai Suatu yang Tak Diketahui, Mengapa ?

Memilih, Dapat Apa ?

Ada yang datang tiba-tiba ke warung makan lalu menyapa sekumpulan Ibu-ibu, “Maaf buk, boleh saya ngasih ini ?” spontan balik bertanya “Apa ini ?” dan seseorang tadi sambil tersenyum menjelaskan maksud selebarannya. Saat hendak berpamitan, seorang Ibu mencegahnya “Mas, sini mas. Kalau milih ini saya dapat apa ?” Sepertinya mas nya mulai gelagapan, “Dapetnya insyaallah sejahtera, keinginan orang-orang * bisa diperjuangkan” Lalu ia lanjutkan “Kalau dapet-dapetan seperti itu, ehm, bicaranya untuk keseluruhan buk gak orang per orang dapet apa, saya pamit dulu, monggo buk”. “Mas, mas, cuma guyon lho”, sergah Ibu yang bertanya tadi. “Hehehe, gak papa buk. Monggo…” pungkasnya mengakhiri.

Ditempat parkiran motor dan standby nya becak-becak, “Mas, itu ada isinya gak mas ?” sambil menunjuk selebaran ditangan seorang mas-mas, tanya seorang jukir (Juru Parkir) dan pengayuh becak kepadanya yang lagi melewati parkiran. “Wah, gak ada pak” jawaban balik mas yang lewat. “Wah, kayak gitu tuh yang dicari. Kan 100rb, 50rb lumayan” sambil tertawa. “Iya sih pak, enak dapet segitu. Tapi enak nya cuma sekali saja pak, mending usaha parkir dan becaknya yang laris kan enaknya terus-terusan” sambil senyum mas nya menjawab. “Mari coba saya minta brosurnya” pinta jukir. “O, monggo pak, ini, ini” sambil memberikannya kepada jukir dan penyayuh becak tadi.

Hanya sedikit cerita-cerita punya saya tentang pemilu, itupun tidak cocok alias valid untuk mem-break down bahwa masyarakat kita seperti itu. Tapi kita bisa belajar tentang tujuan memilih untuk apa. Secara nasional tujuan memilih untuk menentukan wakil tiap-tiap kabupaten/kota dan provinsi di DPD, DPRD I, DPRD II, dan DPR RI. Lalu turun lagi secara lokal, dan yang harus dijawab ditingkat individu, untuk apa saya memilih ? seperti kisah pertama tadi. Pikir saya, tidak akan bisa kita memilih dengan harapan akan mendapat balasan secara pribadi seperti kisah kedua tadi atau setelah para wakil yang dipilihnya naik. Karena mereka naik dari tingkat lokal untuk membicarakan masalah-masalah secara nasional bukan daerah per daerah, itu potongan kalimat dari Fahri Hamzah dalam Debat Kandidat oleh TVOne. Silahkan dinonton kembali, menarik untuk disimak (kata saya).

Tau jingle pemilu 2014 ? diakhir lagunya mengatakan, Ayo memilih untuk Indonesia. Liriknya ini mungkin bisa menjadi jawaban, untuk apa saya memilih ? untuk Indonesia, Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang sejahtera. Bukankah masing-masing kita orang Indonesia ?
Dan jangan sampailah kisah kita mengenaskan seperti screenshot status seseorang ini.

Screenshot from 2014-04-08 13:17:42

Memilih, Dapat Apa ?