Sebagai mahasiswa perantauan dari Kota Sorong di Kota Pendidikan Yogyakarta meskipun aslinya adalah keturunan Jawa, saat inilah kondisi hati akan meluapkan rasa rindunya untuk berkumpul bersama keluarga pertama ibu, bapak, adik, sepupu setelah keluarga kedua temen-temen kontrakan di Jogja saat moment puasa ramadhan. Bukan kondisi hati saya doang yang seperti ini tapi menasional dan mendunia di hati mahasiswa yang lain. Setelah beberapa hari menghabiskan puasa ramadhan bersama Keluarga Mahasiswa Muslim lainnya di kampus kebanggaan untuk berbagi, melayani dan menyemarakkan moment Ramadhan di Kampus (RDK).
Internet dalam genggaman, eits maaf handphone saya kagak biasa untuk koneksi internet, untuk berkoneksi saya bermodal laptop dan modem. Istilah yang tepat buat diri saya #GenggamInternet, makna yang berbeda, Internet dalam genggaman dan #GenggamInternet, agak njlimet (baca: rumit). #GenggamInternet maka informasi akan kamu dapatkan agar dapat memprediksi agenda-agenda. Agenda mudik terjadwal, harga tiket bisa dipersiapkan diawal, lengkaplah untuk mudik kali ini.
Biar suasana mudik kerasa, pilihan transportasi mudik kali ini adalah kapal laut, meski menghabiskan waktu beberapa hari untuk berada diatas laut dan sesekali untung-untungan ngedapertin sinyal 3G di handphone. Pikirku, ini adalah pilihan transportasi rakyat yang tepat untuk merasakan Indonesia meskipun terbatas dalam rute mudik namun menyimpan keindahan yang tak ada di internet seluas semesta. Hehehe….
Ketika mudik dipikiran banyak orang adalah oleh-oleh, makanan, baju dsb. Agak aneh yang jadi pikiran ketika akan mudik, ya, grafik konektifitas yang akan mengalami terjun bebas dan grafik konektifitas yang berganti dari gelombang kontinyu menjadi gelombang diskrit, kadang internetan dan lebih banyak kadang nggaknya. Dari #GenggamInternet jadi hanya nempel. Tahukan kenapa ? Tapi tak mengapa, ini (hanya) masalah infrastruktur yang belum tersebar, terpenting soal pendidikan, bila kebaikan internetnya terus disebarin maka pembangunan infrastruktur tidak lagi soal ekspansi bisnis tapi juga ekspansi perkembangan keinginan publik karena manfaat internet dan Indonesia akan makin hebat. Dan setelah S1 terselesaikan, insyaallah saya akan kembali untuk berkontribusi di kampung halaman meskipun bukan asli kampung halamannya dan bersiap-siap siaga di baris depan SDM lokal yang sadar teknologi informasi sambil menanti partner pemilik infrastruktur untuk dikembangkan disini. Ah, bisa-bisanya saya promosi disini. B|
Kebutuhan internet di kota tempat kuliah ini — jogja — mungkin tidak terlalu signifikan sampai menjadi hal yang sesuatu githcu. Ini karena Kota Jogja telah meng-#GenggamInternet, satu koneksi mati (baca: pulsa habis) seribu koneksi ditawarkan — gak nyampai seribu, cuma beberapa aja kali — alias wifi tersebar dimana-mana sebagai pengganti beberapa jam kemudian. Reaksi kekhawatirannya akan berbeda bila kasusnya seperti salah satu provider internet beberapa tahun lalu dimana kabel FO (Fiber Optic) bawah lautnya mengalami kerusakan sehingga pelanggan untuk beberapa hari mengalami lambannya koneksi dan sesekali diskoneksi. Panik ya panik. Karena keduanya berbeda konteks, sehingga wajar ketika akan mudik kekhawatiran koneksi selama perjalanan dan dikampung halaman jadi buah pikiran. Ditambah jadwal pengisian KRS (Kartu Rencana Studi) untuk angkatan saya tepat disaat masih berada diatas kapal ditengah hamparan laut, untung-untungan mendapatkan sinyal data 3G untuk mengakses laman website kampus mengisi KRS online, nyatanya saya yang kelupaan saudara, akibat efek grafik konektifitas saya ketika mudik, dan perlu menunggu beberapa hari untuk pengisian KRS lanjutan.
Kalau dapat sinyal susah seperti itu, nyakinlah mengakses laman website kampus akan jadi selama apa ? Penawarnya nyoba ngeksis di media sosial lewat laman versi mobile jadi lebih ringan akses datanya. Tidak melewatkan berbagi foto perjalanan mudik lebaran dan biar tambah keren dan serasa live gitu ditambah tag lokasi dengan GPS, ini karena manfaat ada internet hari itu. Berbeda suasananya bila transportasi yang saya pakai adalah pesawat, yang kebanyakan (gak banyak-banyak amat) bertipe individual kecuali memiliki kepentingan yang sama, lihat saja ketika diruang tunggu pada asyik dengan dirinya terlebih para muda-mudi nya yang asyik dengan smartphone miliknya. Atau ini hanya perasaan saya saja kali ya ? Nyedih banget menjadi patung yang diam untuk beberapa jam diruang tunggu, baca buku pikirku bukan pilihan yang tepat ditempat seperti ini, majalah, koran boleh juga, tapi dimana ngedapetinnya ? Lalu handphone dikeluarkan dan terbukalah situs-situs koran lokal tempat kota transit berada, membuka cakrawala pengetahuan. Kali ini kecepatan load mengandalkan sinyal AP (Access Point) wifi bandara. Waduh, saya juga mulai asyik dengan diri sendiri, jangan sampailah saya berpindah dunia.
Mudikku adalah perjalanan untuk masuk ke dunia low connection jadi perlu mencari jalan keluarnya biar gak kudet (kurang update) informasi dan data. Langkah yang tepat adalah dengan mobile broadband dari salah satu provider yang khas dengan warna merahnya lewat paket-paket yang ada khususnya paket malamnya. Karena hari-hari disaat itu begitu indah karena bulan puasa dan bentar lagi Idul Fitri 1434H, so gimana caranya biar internet jalan selalu. Sampai-sampai silaturahim isinya ngajarin berbagi koneksi antar device lewat smartphone.
Karena internet sebagian orang tenggelam dalam keasyikan pribadinya khususnya lewat media sosial, evolusilah dia ke makhluk media sosial dari makhluk sosial yang kebahagiaannya ada dilayar 14” lebih besar atau lebih kecil dari itu. Ada yang salah pemanfaatannya saat meng-#GenggamInternet, tapi mari kita benarkan pemanfaatannya agar Indonesia makin hebat. Oya, dirumah saya ada kolom lele jadi ketika di Jogja terbiasa dengan lalapan lele di rumah sudah ada kolamnya tinggal ambil lalu masak sendiri. Lama-lama aku bosan, kata Audy seperti itu. Dari internet saya ngasih tahu Ibuk cobain buat nuget lele, aneh sepertinya, pernah juga dihidangkan untuk Ibu-ibu pengajian dan banyak yang minat. Dari sana Ibuk jadi ingin diajari internet, cara membuat email, cara mengunduh video anak dan mencari bacaan tentang pendidikan. Lalu ngasih tahu adik cara buat web blog sendiri, ngebimbing om berjualan dagangan obat herbalnya di internet, sampai-sampai ngejutin keluarga besar di Sorong yang ingin pulang ke Jawa rame-rame gara-gara info tiket promo pesawat tapi sayang tiketnya sudah ludes setelah dicek kembali. Semuanya berawal karena adanya internet, lingkunganmu akan tercerahkan. Yuk, #GenggamInternet dan buat kemanfaatan agar Indonesia makin hebat disetiap daratan-daratannya.
Cekidot: http://telkomsel.com/genggam-internet
-7.875385
110.426209